Lintasan Hidup Jaenal Aripin
Fotografer
Exhibition
Jaenal Aripin seorang atlet disabilitas nasional Indonesia dari cabang atletik yang turun di nomor lomba 100 meter, 200 meter, dan 400 meter balap kursi roda kategori T54 yaitu atlet yang mengalami disfungsi pada kaki dan tubuh. Ia sudah berada di kursi roda semenjak kecelakaan motor yang menimpanya pada tahun 2006.
Awalnya ia seorang manusia yang terlahir normal, namun semenjak kejadian tersebut ia menjadi seseorang yang baru yaitu seorang penyandang disabilitas. Keikutsertaanya menjadi atlet pertama kali pada tahun 2014 di Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) IV Jawa Barat dan menghasilkan tiga medali emas. Sejak saat itu ia selalu mengikuti perlombaan yang diprogramkan oleh pengurus NPC daerah dan NPC Pusat.
Selain kegiatannya sebagai atlet, Jaenal adalah seorang suami dan ayah dari dua orang anak. Jaenal selalu berkegiatan seperti biasanya tanpa merasa ada yang beda saat normal ataupun menjadi disabilitas. 2019 menjadi tahun yang sangat berkesan untuk Jaenal, karena anak keduanya lahir di antara persiapannya untuk perlombaan World Para Athletics 2019 yang diselenggarakan di Dubai.
Di tahun yang sama pula, ia diangkat menjadi PNS golongan II/A melalui jalur prestasi. Jaenal selalu termotivasi oleh perkataan uwa-nya, bahwa “Tuhan tidak akan memberi cobaan pada umatnya di luar batas kemampuannya, uwa pun tidak tahu kelebihan apa yang akan kamu punya untuk kehidupan kamu ke depannya”. Jaenal tidak menyangka dirinya bisa berprestasi dalam keterbatasan. Jaenal pun masih bisa menjalankan hobi otomotifnya yang disalurkan dengan memodifikasi motor dan mobil agar nyaman untuk dikendarai.
Jaenal hanya ingin membanggakan keluarganya. Jika mau berusaha dan selalu berpikir positif, pasti selalu ada jalan untuk menjadi yang lebih baik. Bahkan terkadang apa yang dirasa menjadi kekurangan, justru hal tersebut dapat membuat menjadi lebih bermakna, yang terpenting adalah mindset dari diri sendiri, karena kita adalah apa yang kita pikirkan. Tetaplah berusaha, hasilnya sudah ada Tuhan yang mengatur. “Kelak, saya ingin anak saya bangga punya ayah seperti saya.”, pungkasnya.